Sebuah 'Giliran' yang Perlu Diperjuangkan

by - December 29, 2019

man standing and walking going on boxing ring surrounded with people


Surat bagiku adalah media berkomunikasi yang vintage namun sexy. Nggak tahu kenapa berkirim surat menjadi hal yang spesial bagiku. Mungkin karena sebuah surat itu ditulis dengan sentuhan personal yang hanya si penulis surat dan penerima saja yang tahu isinya. Sebuah surat adalah ungkapan isi pikiran dan perasaan kepada orang lain yang terabadikan, sih kalo menurut aku.

Suatu hari di kelas Bahasa Inggris di kampus yang agak membosankan tapi aku enjoy aja karena emang suka matakuliah Bahasa Inggris, si dosen meminta semua mahasiswa di kelas itu untuk menuliskan surat buat dirinya pada selembar kertas kecil. Boleh kritik, pujian, atau apapun yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Isi suratku begini,

Through this letter, I appreciate your teaching and effort to make the students more comfortable with this class. My suggestion for this class is please talking and giving all the students chance to speak or talk about their ideas by asking the students one by one....... 

Intinya, aku apresiasi cara dia mengajar dan memberi saran buat memberi kesempatan dan giliran untuk semua mahasiswa buat ngomong Inggris dan mengungkapkan apa ide mereka dengan cara nanya satu per satu. Melihat tipikal mahasiswa Indonesia yang cenderung pasif, kadang aku gemes dan prihatin. Satu keburukanku adalah terpengaruh sekitar. Bodohnya diriku, gara-gara gak ada yang mau nanya atau menyampaikan pendapat, aku jadi ikut-ikutan karena takut dibilang aneh. Padahal ya dalam hati ini pingin banget angkat tangan dan ngoceh in English mengenai apa pendapatku. Sehingga aku nulis surat yang isinya seperti itu maksudnya supaya bisa jadi penengah antara harapan dosen akan mahasiswa yang aktif dengan ketidakpercayaan diri serta kemageran mahasiswa untuk aktif di kelas. 

Terus si dosen ini membalas suratku.

Clarenza dear, 
Please be brave and be courageous to speak out your ideas or opinions. Life is not about giving turns only. Mostly, it should be fought for. 

Anjay balasannya nampar banget. Si dosen bilang kalau giliran itu nggak selalu ada untuk diberikan dengan mudah buat kita. Kadang, giliran itu adalah hal yang perlu diperjuangkan. Kalau mau dapet giliran buat menang, orang lain nggak bakal memberikanya cuma-cuma. Pasti harus berjuang. Entah babak belur, entah sampai kehabisan duit, entah menahan malu, atau bahkan sampai kehilangan waktu yang berharga. 

No pain no gain. No pain no turn. 


You May Also Like

0 comments

Instagram