Kamu Gak Bisa Bohong Dengan Satu Hal Ini

by - April 12, 2020

Unsplash.com

Setiap dari kita pasti pernah berpura-pura. Entah berpura-pura sakit biar diizinin bolos les sama orang tua, pura-pura untuk mengelabuhi teman, ataupun pura-pura mencintainya. Apapun jenis pura-pura yang pernah kalian lakukan, kalian pasti melakukannya karena ada suatu maksud atau tujuan tertentu. 

Pura-pura bisa jadi hal yang menyenangkan, namun bisa juga sebagai hal yang menyakitkan dan menekan diri kita di level tertentu. Tapi kali ini aku mau membahas bagian pahit dari berpura-pura atau berbohong dengan diri sendiri. 

*******

Flashback ke tahun lalu, 2018, aku pernah berbohong pada diriku sendiri dalam suatu perlombaan sejenis duta ala-ala di kota tempatku tinggal yang aku ikuti dahulu. Aku pura-pura oke dan kuat di depan orang-orang yang sedang menekanku. Semakin hari aku merasa bahwa orang-orang ini bukannya membentuk karakterku namun malah menjadi toxic thing dalam hari-hariku. Imbasnya, berhari-hari setelah malam pertemuan itu aku merasa gelisah, penat, sedih, dan memikirkan bagaimana caranya untuk keluar dari perlombaan tersebut. 

Pada akhirnya aku memutuskan untuk meletakkan semua yang aku dapat. Aku masuk final dalam perlombaan itu tapi aku merasa nggak worth it. Latihan untuk final harus mengorbankan jam kuliahku yang mana waktu itu aku masih maba dan sibuk ospek, kakak pembina alias duta senior memberikan peraturan yang aku nggak bisa sanggupi. Mereka sangat tegas.  Daripada aku berhasil di hal yang sebenarnya aku nggak terlalu inginkan, so I took it off. Aku berkata jujur tentang apa yang aku rasakan kepada salah satu panitia, dan aku secara resmi sudah tidak menjadi bagian dalam hal itu lagi. Kenapa aku ikut lomba itu? Jawabannya ingin dapet insight baru aja. Tapi rupanya perlombaan itu mengecewakan dan nggak sesuai sama ekspektasiku. Jauh. I'm so sorry to say this.

Rasanya? Lega... plongggg banget. Setelah sekitar seminggu badan sakit semua, kepikiran sampe nangis gak jelas, kepala cekot-cekot akibat dari pikiran dan hati yang tidak tenang sama sekali, akhirnya semua hal tersebut langsung hilang hanya dengan jujur pada diri sendiri. 

Dilema akan suatu pilihan yang harus dipilih membuatku harus memutuskan dengan cepat apa yang harus aku ambil. Ya atau tidak. Bertahan atau berhenti. Berjalan atau berlari. Semakin dewasa aku menyadari bahwa tidak semua hal yang berkaitan dengan menyerah dan berhenti adalah suatu tanda diri kita yang lemah atau menunjukkan kegagalan. Malah, orang yang bijak dan dewasa adalah orang yang tahu kapan dia harus berhenti dan mengeluarkan diri dari sesuatu yang dirasa toxic. Dan waktu itu aku mencoba jadi dewasa dan bijak dengan melakukan itu. Mengundurkan diri dari perlombaan.

Pura-pura terlihat baik namun aslinya sakit mungkin akan membuatmu terlihat oke dari luar. Percayalah, pura-pura akan menyerangmu dari dalam jika tidak berhati-hati dalam berpura-pura. Semenjak pengalaman di perlombaan duta itu, aku jadi sadar bahwa sebagus-bagusnya kita bohongin orang, kita gak akan bisa bohongin diri sendiri.... dan Tuhan pastinya.

Be real and dare to say no.

You May Also Like

1 comments

  1. bener banget. bohongin diri sendiri dampaknya juga ke diri sendiri :)

    ReplyDelete

Instagram